Jumat, 15 Maret 2013

Display Siswa-Siswi Madania


Display by Putra and Prita


1.     Display Ara: Sad Ripu (7Y)


Sad Ripu adalah 6 musuh dalam diri yang harus dikendalikan. Sifat-sifat itu adalah Kama (keinginan), Lobha (rakus), Krodha (marah), Mada (mabuk), Moha (kebingungan), danMatsarya (iri hati).
Pekerjaan ini dibuat oleh siswa Hindu Madania bernama Made Agustha Intaran Sukma (Ara), pada tanggal 8 Oktober 2009,  yang pada saat itu masih duduk di kelas 7Y – Semester 1.

2.     Display Prita :NawaDewata (8R)


Nawa Dewata artinya Sembilan manifestasi Sanghyang Widhi sebagai penguasa 9 penjuru dunia. Nama dewata tersebut adalah Dewa Iswara (timur), Dewa Mahadewa (barat), Dewa Brahma (selatan), Dewa Rudra (baratdaya), Dewa Mahesvara (tenggara), Dewa Sankara (barat laut), Dewa Visnu (utara), Dewa Shambu (timur laut), dan Dewa Siva (tengah). 
Display ini dibuat oleh Putu Ayu Pritarianti, salah satu siswi Hindu Madania, pada tanggal 13 Oktober 2008, yang saat itu kelas 8R – Semester 1.

3.     Display Icha: Panca Sembah (6F)


Panca Sembah adalah lima jenis sembah yang dilakukan pada saat memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa. Panca Sembah biasanya dilakukan setelah Puja Tri Sandya.
Display yang dibuat pada tanggal 2 Maret 2012, karya Made Ayu Gitagayatri (Icha) ini menulis kan semua mantra Panca Sembah mulai dari muspa puyung yang pertama, muspa dengan Bunga putih, lalu muspa dengan kwangen 1, dilanjutkan  lagi muspa dengan kwangen yang ke- 2, dan ditutup dengan muspa puyung.

4.     Display Icha: Tri Murti (2I)


Tri Murti adalah 3 perwujudan/manifestasi dari Ida Sanghyang Widhi Wasa sebagai Brahma (pencipta), Visnu (pemelihara),  Siva (Pelebur).
Display Tri Murti yang dibuatoleh Made Ayu Gitagayatri (Icha) pada saat ia masih duduk di kelas 2I, menjelaskan tugas dari 3 Dewa tersebut, saktinya, dan aksara dari masing-masing dewa. 

5.     Display Putra: Sapta Timira (9S)


Display ini dibuat oleh Komang Putra Setiawan pada tahun 2009-2010 ketika ia berada di kelas 9 SMP.
Display ini berisi tentang Sapta Timira yang berarti tujuh hal yang bisa membuat orang mabuk. Ketujuh hal tersebut adalah; Surupa (mabuk karena ketampanan atau kecantikan), Kulina (mabuk karena kebangsawanan), Dhana (mabuk karena harta/uang), Sura (mabuk karena minuman keras), Guna (mabuk karena kepintaran), Kasuran (mabuk karena keberanian), dan Yowana (mabuk karena keremajaan).
Surupa artinya wajah yang tampan atau cantik. Kulina artinya keturunan atau asal-usul. Dhana artinya kekayaan atau harta. Sura artinya keberanian, dan Yowana artinya masa muda.

6.     Display Putra: Kepemimpinan (10W)


Display ini dibuat oleh Komang Putra Setiawan pada tahun ajaran 2010-2011 ketika dia berada di kelas 10 SMA.
Display ini menceritakan tentang kepemimpinan. Ilmu kepemimpi dalam ajaran Hindu disebut Nitisastra. Nitisastra berisi tentang Catur Kotamaning Nrpati, Tri Upaya Sandhi Tipe-tipe kepemimpinan, dan kepemimpinan yang  ideal menurut Hindu.
Catur Kotamaning Nrpati artinya empat sifat yang perlu dimiliki seorang pemimpin yang terdiri dari Jnana Wisesa Sudha yang artinya pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luhur dan suci, dan Kaprahitang Praja yang artinya pemimpin harus mempunyai rasa belaskasihan pada rakyatnya.




7.     Display Prita: Kepemimpinan (11A)

Karya ini dibuat oleh Putu Ayu Pritarianti pada tanggal 1 Juni 2012, saat Semester 1 di kelas 11A.
Display ini menjelaskan tentang Pengertian kepemimpinan hindu, lalu tujuan dari seorang pemimpin, dan asas-asasnya seperti Panca Dasa Pramiteng Prabu (15 pedoman seorang pemimpin Hindu), Sad Warnaning Raja Niti (6 corak yang dimiliki oleh seorang pemimpin), Panca Upaya Sandhi (5 upaya seorang pemimpin untuk memecahkan masalah), dan Nawa Natya (9 sifat teguh seorang pemimpin yang  bersusila).  
Saat duduk di kelas 10, mereka juga mempelajari kepemimpinan, tetapi dengan pembahasan yang berbeda. Seperti yang ada di display yang dibuatoleh Putra, isi display dari Putra hanya membahas tentang ilmu, tipe dari seorang pemimpin, dan bagaimana menjadi pemimpin yang ideal. Di kelas 11 ini, diajarkan juga asas dan tujuan dari seorang pemimpin.

8.     Display Prita: Sejarah Agama Hindu (10D)


Display ini dibuat oleh Putu Ayu Pritarianti (Prita), saat berada di kelas 10D, pada tanggal 6 Juni 2011
Sejarah Agama Hindu dimulai di India. Wahyu yang diturunkan oleh Tuhan/Brahman/Ida SanhHyang Widhi Wasa, langsung diterima oleh para Sapta Rsi. Dari para Sapta Rsi, turunkan lagi/diterjemahkan lagi oleh Rsi Wyasa beserta 4 muridnya yaitu Rsi Pulaha, Rsi Jaimini, Rsi Waysampayana, dan Rsi Sumantu. Setelah itu barulah dibaca oleh umat Hindu sebagai Kitab Suci Veda.
Di dalam display ini ada penjelasan lengkap Hindu di India, berikut dengan 3 jaman yang berbeda, dan ada juga Hindu di Negara Lain seperti Mesir, Mexico, Peru, California, dan Australia. Ada juga kutipan dari Buku Pelajaran Agama Hindu untuk kelas X.

9.     Display Prita: SaptaTimira (10D)


Display ini dibuat oleh Putu Ayu  Pritarianti, saat berada di kelas 10D, dibuat pada tanggal 7 Oktober 2009.
Sapta Timira adalah 7 perbuatan yang memabukkan dan harus dikendalikan. Isi dari display ini sama dengan display yang dibuat oleh Putra saat dikelas 10D juga, hanya saja dengan design yang berbeda.

10.    Display Prita: Sradha: Sifat-sifat Tuhan (7A)


Display ini dibuat oleh Putu Ayu  Pritarianti pada bulan Juli-Agustus 2007 saat berada di kelas 7A - Semester 1.
Pada bab Sraddha ini belajar tentang sifat-sifat Tuhan, yaitu Cadhu Sakti (4 KemahakuasaanTuhan) dan Asta Aiswarya (8 sifat KeagunganTuhan).
Isi dari display ini menjelaskan bagian dan arti dari Cadhu Sakti dan Asta Aiswarya beserta contohnya.
Bagian dari Cadhu Sakti adalah Jnana Sakti (Maha Tahu), Prabhu Sakti (Maha Kuasa), Krya Sakti (Maha Karya), dan Wibhu Sakti (Maha Ada), sedangkan bagian dari Asta Aiswarya adalah Prapti (ada dimana-mana), Prakamya (segala keinginannya bisa tercapai), Isitwa (maha kuasa dan paling utama), Yatra Kama Wasayitwa (maha kuasa, segala kehendaknya tidak bisa di tentang), Laghima (Tuhan menganmbil wujud seringan-ringannya), Mahima (Tuhan mengambil wujud sebesar-besarnya), Anima (Tuhan menambil wujud sekecil-kecilnya), dan Wasitwa (bisa mengatasi segala rintangan dan hambatan).

11.    Display Ara: Tempat Suci, Pura Tri Bhuana Agung–Depok  (7Y)


Display ini dibuat oleh Made Agustha Intaran Sukma, pada tanggal 9 Februari 2010. Pada saat  ia duduk dikelas 7Y
Didalam display ini Ara memilih Pura Tri Bhuana Agung Depok (Jl, Kerinci Raya, DepokTimur) sebagai penjelasan mengenai tempat suci agama hindu, yaitu Pura. Ia memotret bagian bagian dari pura, lalu melebelnya.

12.    Display Prita: Nawa Dewata (8R)


Display ini dibuat oleh Prita pada tahun ajaran 2008-2009 ketikadiaberada di kelas 8 SMP.
Isi display ini adalah tentang Nawa Dewata. Nawa Dewata adalah 9 manifestasi Sanghyang Widhi sebagai penguasa 9 penjuru dunia. Bagian dari Nawa Dewata adalah: Dewa Iswara (Timur), Dewa Mahadewa (Barat), Dewa Brahma (Selatan), Dewa Rudra (Barat Daya), Dewa Mahesora (Tenggara), Dewa Sankara (Barat Laut), Dewa Visnu (Utara), Dewa Shyambu (Timur Laut), dan Dewa Siva (Tengah).  Pada display ini juga terdapat time table agar pembaca bisa mengetahui warna,  sakti,  senjata, dan lain sebaginya berkaitan dengan Nawa Dewata.

13.    Display Ara: Avatara (9Y)


Display ini dibuat oleh Made Agustha I.S. pada tahun ajaran 20011-2012 ketika ia berada di kelas 9 SMP.
Isi dari display ini adalah Deva, Bhatara, dan Avatara. Dewa artinya sinar suci dari Hyang Widhi sedangkan Bhatara artinya pendukung, pelindung, dan pemimpin. Avatara adalah reinkarnasi Dewa Visnu turun ke dunia manakala Adharma merajalela di bumi. Ada 10 Avatara yang terdiri dari: Matsya Avatara, KurmaAvatara, Waraha Avatara, Narashima Avatara, Wamana Avatara, Parasurama Avatara, Rama Avatara, Krishna Avatara, Buddha Avatara,  dan Kalki Avatara.

14.    Display Ara: Catur Guru (5P)

Display ini dibuat oleh Made Agustha Intaran Sukma pada tahun ajaran 2007-2008 saat dia duduk dikelas 5 SD.
Display ini berisi tentang Catur Guru. Catur Guru adalah empat jenis guru yang harus kita hargai, seperti: Guru Rupaka (Orang Tua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemimpin negara, polisi, tentara), dan Guru Swadyaya (Tuhan, Ida Sang Hyang WidhiWasa, Dewa – Dewi).

15.    Display Prita: Perhitungan Hari Suci (7A, Semester II)

Display ini dibuat oleh Putu Ayu  Pritarianti pada saat kelas 7, Semester II.
Perhitungan hari suci ini terbagi menjadi dua, ada yang berdasarkan sasih dan ada yang berdasarkan wuku. Ada juga cara menghitung hari suci dengan menggunakan telapak tangan. Pada display ini tertulis juga 30 Wuku, Sapta Wara, dan Panca Wara.

Selasa, 29 Januari 2013

Refleksi Siswa

APA YANG SAYA DAPAT DI AGAMA HINDU MADANIA 
BY: Made Agustha Intaran Sukma 10D 
Saya sudah bersekolah di Madania kurang lebih 6 tahun, saya masuk saat saya menginjak kelas 4 SD. Di Madania Agama Hindu sangat difasilitasi dengan ruangan yang nyaman, tempat sembahyang, juga guru Agama Hindu bernama bu Ayu. 
Pertama kali saya mengikuti acara gathering, saya orang yang sangat pemalu, saya hanya duduk diam, sampai kakak-kakak kelas mengajak saya untuk bermain bersama, mulai saat itu saya mulai lebih percaya diri. 
Akademik saya tidak terlalu jelek namun tulisan saya di display saat kelas 4 SD sangatlah berantakan dan sangat besar sehingga saya selalu disuruh menulis dengan baik. Inilah masa dimana saya pertama kali membuat poster dengan materi (Tri Sarira), dimana tulisan saya masih sangat berantakan. 
Simpulan yang saya dapat dari pelajaran Agama Hindu di Madania adalah saya belajar Agama tidak dari pandangan materi saja, namun diajarkan untuk menjadi seseorang yang akan sukses dan berjiwa besar dengan karakter yang baik serta bangga menganut Agama Hindu. Di Madania ini juga kita terus melakukan persembahyangan saat gathering dengan dipilihnya pemimpin sembahyang bertujuan agar kita bisa menjadi pemimpin kelak nanti. 

Refleksi Siswa

Yang Saya Dapat dari Agama Hindu Madania 
 Made Ayu Gitagayatri 7K 
Setelah 6 tahun belajar Agama Hindu bersama guru tercinta Ibu Ayu, (kelas 1-6) saya mendapatkan bahwa pelajaran Agama Hindu sangatlah menarik untuk dipelajari. Tidak hanya belajar Agama Hindu, dalam waktu 6 tahun itu aku juga diajari banyak hal diluar Agama Hindu. Ibu Ayu mengajari saya menulis melalui media belajar display berjudul ‘ciptaan tuhan dan ciptaan manusia’ saat saya masih kelas 1. Walaupun saat itu tulisanku masih sangat berantakan dan bisa dibilang naik turun gunung, tetapi aku tetap menghargai diriku sendiri karena sudah bisa membuat display. Ibu Ayu juga tidak lupa mengajarkanku membaca. Tetapi kali ini Ibu Ayu mengajarkanku membaca dengan cara menyuruh aku membaca buku-buku Agama Hindu yang tidak terlalu sulit untuk dibaca oleh anak seumuranku (kelas 1). Selain membantuku belajar membaca dan menulis Ibu Ayu juga membantu aku dalam meningkatkan nilai matematika atau yang lebih sering aku sebut degan math. Saat kelas 6 nilai matematika saya sangat menurun. Untuk mempersiapkan UN dengan baik maka Ibu Ayu mengajarkanku math saat ada sisa waktu setelah belajar Agama Hindu atau saat Gathering. Aku juga sangat senang bisa mendapatkan kesempatan bersekolah di Madania. Selain karena teman-teman yang baik juga karena ruangan Agama Hindu yang selalu mengundang kita untuk datang kesana lagi dan lagi. Aroma dupa di ruangan Agama Hindu banyak membuat guru-guru dan murid-murid madania yang datang kesana menjadi sangat nyaman dan terkadang membuat ngantuk. Salah satu murid madania yang selalu nyaman di ruangan hindu adalah aku. Selain ruangannya, lingkungan sekitar ruangan Agama Hindu Agama Hindu juga sangat menyenangkan dan seru. Kakak kelas yang ada bersikap baik terhadap saya dan adik-adik kelas yang lucu-lucu itu selalu menggoda kita untuk bertemu mereka kembali. Ruangan Agama Hindu di sekolah Madania memang dibagi menjadi tiga. Satu ruangan berisi tiga agama. Tetapi saya tidak keberatan dengan tetangga ruangan Agama Hindu ini. Justru itu yang membuat kita bersosialisai dengan teman-teman yang berbeda agama. Setelah 6 tahun belajar Agama Hindu aku mengetahui cara melakukan sembahyang atau sikap sembahyang Gayatri maupun Trisandya. Selain itu saya juga belajar bahwa sebelum dan sesudah kita belajar kita harus berdoa dan juga sebelum tidur. Selain itu saya juga belajar atau mengetahui berbagai macam pura yang ada di Jabodetabek, dan juga saya mengetahui dengan jelas sejarah Agama Hindu yang sangat amat rumit itu. Selain membaca dan menulis saat belajar agama Hindu kita bisa berkreatifitas dengan membuat power point tentang materi yang sedang dipelajari atau dengan cara membuat display. Terima kasih (:
Parung, 30 Januari 2013 Made Ayu Gitagayatri (7K)