Rabu, 30 Agustus 2023

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1


Paket Modul 1.1 kami pelajari selama 2 Minggu yaitu mulai tanggal 16-31 Agustus 2023, sesuai dengan agenda yang tertera pada jadwal di atas.

Saya lulus sebagai calon guru penggerak (CGP) pada angkatan 7 namun saya baru mengikuti PGP Angkatan 9. Mengikuti kegiatan PGP sangat mewarnai kegiatan saya saat ini karena kita bisa mengetahui kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada sekolah-sekolah lainnya mulai dari tingkat Paud hingga tingkat menengah atas dari para CGP lainnya.

Dulu saat saya belajar di tahun 1900 -an saya suka mendengar semboyan pendidikan yang disampaikan  oleh Bapak Ki Hajar Dewantara yaitu: 'ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya mangun Karso dan Tut Wuri Hadayani'. Seiring dengan berjalannya waktu semboyan tersebut sempat menghilang beberapa saat. Namun kini di masa kepemimpinan Bapak Nadiem Anwar Makarin menjadi Mentri Pendidikan RI, semboyan tersebut kembali berkumandang.

Setelah 22 tahun bergelut dibidang pendidikan sebagai Guru Agama Hindu saya menyadari bahwa ada beberapa tipe anak yang tidak suka digurui atau diceramahi, mereka akan cenderung tutup telinga jika kita menasehatinya.  Jika mereka tidak atau belum tahu mereka akan sangat nyaman jika kita tuntun untuk menjadi tahu sampai mereka memahami benar maksud dan tujuan kita dengan cara memberikan contoh atau teladan dari depan (Ing ngarso sung tulodo), bersama-sama mempraktikan sesuatu dengan berkarya bersama (ing madya mangun karso) dan memberikan motivasi, bukan menyalahkannya saat dia gagal (tut wuri handayani).  Semboyan pendidikan dari Ki Hajar Dewantara ini tak lekang dimakan zaman. 

Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara, Pengajaran adalah proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Pendidikan adalah proses menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai mahkluk individu maupun sebagai bagian dari masyarakat (Modul 1.1). 

Sistem penilaian di Sekolah Madania sejak berdirinya pada tahun 1998 lebih menekankan pada proses pendidikan dari pada hasil tes. Hal ini tampak dari Semester outline para pengajar. seperti pada gambar berikut ini: 

   

Pendidikan yang diterapkan di sekolah madania: 

  1. Guru merancang dan memberikan pembelajaran dengan cara yang menyenangkan sesuai dengan gaya belajar, kepribadian, Multiple Intelegent dan minat siswa. 
  2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali dan mengekspresikan dirinya sesuai dengan minatnya.
  3. Terlebih dahulu guru harus mempelajari latar belakang dan karakter siswa.
  4. Guru senantiasa menuntun siswanya dalam meraih sukses dibidangnya masing-masing.
  5. Menerapkan pembelajaran kompetensi 4C: Creativity, Critical thinking,  Collaboration, communication.


Harapan kedepannya semoga kami selalu bisa menjadi: 
  1. Sekolah yang ramah anak. 
  2. Berkolaborasi menciptakan kedalaman spiritual, intelektual, dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia.
  3. Menggali dan dan mengembangkan potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-masing peserta didik dengan cara memfasilitasi silabus Wellbeing di setiap jenjang pendidikan.

Sekian dan terima kasih,
Gusti Ayu Kade Sutini, S.P., M.Fil.H
PGP Angkatan ke-9



Shiva Panca Aksara

 

Shiva Panchakshara Stotram

nagendraharaya trilochanaya
bhasmangaragaya mahesvaraya
nityaya suddhaya digambaraya
tasmai na karaya namah shivaya 

namah shivaya namah shivaya (8X)


mandakini salila chandana charchitaya
nandisvara pramathanatha mahesvaraya
mandara pushpa bahupushpa supujitaya
tasmai ma karaya namah shivaya

namah shivaya namah shivaya (8X)


shivaya gauri vadanara brnda
suryaya dakshadhvara nashakaya
sri nilakanthaya vrshadhvajaya
tasmai shi karaya namah shivaya

namah shivaya namah shivaya (8X)


vashistha kumbhodbhava gautamarya
munindra devarchita shekharaya
chandrarka vaishvanara lochanaya
tasmai va karaya namah shivaya

namah shivaya namah shivaya (8X)


yagna svarupaya jatadharaya
pinaka hastaya sanatanaya
divyaya devaya digambaraya
tasmai ya karaya namah shivaya

namah shivaya namah shivaya (8X)


Meaning

 

He who has the king of snakes as his garland and who has three eyes,
He whose body is smeared with sacred ashes and who is the great Lord,
He who is eternal, who is ever pure with the four directions as his clothes,
Salutations to that Shiva, who is represented by the syllable “na”


He who is worshipped with water from the Mandakini river and smeared with sandal paste,
He who is the lord of Nandi and of the ghosts and goblins, the great Lord,
He who is worshipped with Mandara and many other flowers,
Salutations to that Shiva, who is represented by the syllable “ma”


He who is auspicious and who is like the newly risen sun causing the lotus-face of Gauri to blossom,
He who is the destroyer of the sacrifice of Daksha,
He who has a blue throat and has a bull as his emblem,
Salutations to that Shiva, who is represented by the syllable “shi”


He who is worshipped by the best and most respected sages – Vasishtha, Agastya and Gautama, and also by the gods, and who is the crown of the universe,
He who has the moon, sun and fire as his three eyes,
Salutations to that Shiva, who is represented by the syllable “va”


He who is the embodiment of yagna (sacrifice) and who has matted locks,
He who has the trident in his hand and who is eternal,
He who is divine, who is the shining one and who has the four directions as his clothes,
Salutations to that Shiva, who is represented by the syllable “ya


Saksikan Penampilan Siswa-Siswa Sekolah Madania pada bulan Feb 2020 melalui Youtube Sekolah madania dengan mengklik Link berikut ini. Madania Festival 2020: Siswa Hindu: Shiva Panca Aksara

Kisah Dua Ekor Burung dalam Muṇdaka Upaniṣad