Minggu, 14 Agustus 2011

Pendidikan di Madania By. Gusti Ayu Sutini

Sejak berdiri pada tahun 1998, Madania Sekolah Berwawasan Internasional (SBI Madania) hingga kini baru memiliki 4 kelas siswa Agama Hindu yang terdiri dari kelas 1, 4, 6 dan 10 dengan total siswa 5 orang. Dengan mengunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar disini terdapat ± 1500 siswa dengan latar belakang dan agama yang berbeda. Ada yang beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Yehova. Sekolah ini terletak jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kota yaitu di Komplek Perumahan Telaga Kahuripan, Parung - Bogor - Jawa Barat.
Di sini sebenarnya ada puluhan orang yang menggunakan nama dengan ciri khas Bali tetapi hanya tinggal 5 orang saja yang masih beragama Hindu. Dengan menyekolahkan putra-putri mereka di sekolah ini sudah dapat dipastikan tingkat ekonomi mereka adalah menengah ke atas karena uang pangkal untuk masuk ke sini pada tahun 2006 sebesar Rp. 45.000.000. dan SPP Rp. 1.250.000 per bulan. Dengan kemampuan finansial seperti ini bukan tidak mungkin bahwa mereka adalah golongan orang-orang yang berkualitas dalam hal pendidikan dan pengalaman.
Wahai orang-orang bijak, jika kita tetap mau mempermasalahkan dan membedakan saudara-saudara kita dengan stempel Hindu Bali dan Non Bali maka yakinlah akan semakin banyak lagi orang Hindu yang meninggalkan Hindu itu sendiri, sehingga akan susah bagi kita untuk mendapatkan SDM Hindu yang berkualitas, mampu dan peduli akan pendidikan Hindu di masa depan. Semoga Ida Sanghyang Widhi menuntun setiap langkah kita, “Om anno badrah kerto payantu wiswatah”.
Siswa Hindu di SBI Madania melakukan puja Gayatri atau Tri Sandya setiap hari pada saat siswa muslim Sholat dan siswa Buddha mengikuti program yang telah disepakati sedangkan siswa Kristen kebaktian/doa. Yang mana sangat jarang ada sekolah yang menyiapkan kebutuhan siswanya berdasarkan agama yang dianutnya. Sekolah ini merupakan laboratorium kehidupan bagi para brahmacari, bahwa dikehidupan nyata pun kita akan mengalami dan berkumpul dalam berbagai perbedaan. Di sini terdapat banyak siswa berprestasi tingkat nasional dan internasional namun juga ada siswa special need, ADHD, ADD, dan Asperger yang masih didampingi aide teacher saat belajar.
Kenangan pada masa brahmacari akan berpengaruh bagi seseorang dalam mendidik dan memberikan pendidikan bagi penerusnya dimasa mendatang. Oleh karena itulah maka disini para pendidik diharuskan untuk tidak mematikan kreatifitas siswa dalam KBM. Dalam menegur siswa pun guru dilarang mengunakan nada negatif. Misalnya teguran yang tidak benar adalah no running, no busy talking, atau kamu tidak tahu. Sebaliknya Guru diwajibkan menegur dengan kalimat walk please, silent please or be quiet please atau kamu seharusnya lebih rajin belajar.
Proses Pembelajaran Agama Hindu di SBI Madania berlangsung unik sesuai dengan karakter siswa dengan menggunakan metode active learning dan sebelum pelajaran dimulai selalu diawali dengan menyalakan dupa, Puja Gayatri atau Tri Sandya di depan altar lalu Suryanamaskar di atas karpet dan ruangan ber AC. Setelah itu barulah siswa belajar dengan aktif, santai, nyaman, dan tertib. Setiap Hari Raya Galungan bila tidak bersamaan dengan ujian semester biasanya siswa Hindu di ajak mengikuti sembahnyang bersama umat Hindu Bogor di Pura Giri Kusuma Bogor. Setelah sembahyang selesai mereka pun kembali ke sekolah dan belajar seperti biasa.
Kini SBI Madania telah dua kali berganti nama dan logo. Pada tahun 2010 SBI Madania berganti nama menjadi Madania Progressive Indonesia School dengan alas an karena sering mengikuti perlombaan/pertadingan dalam bidang olah raga tingkat Internasional maka nama Indonesia yang lebih ditonjolkan. Namun dengan beberapa koreksi dalam Logo Madania PIS pada waktu itu (Mind, Heart, and Spirit) kembali pada tahun 2011 berganti nama menjadi Madania With World Class Standar.

Di bawah ini adalah beberapa foto-foto siswa Hindu SBI Madania saat KBM.




Siswa Kelas 6 sedang mengikuti ujian praktik membuat banten, mebanten ,Tri Sandya dan Muspa di ruang Agama Hindu.

Foto sesaat setelah Tri Sandya di ruang agama Hindu SBI Madania sebelum sembahyang Galungan Ke Pura Giri Kusuma - Bogor.

Gambar Siswa-siswi Madania saat Tirtayatra Ke Bali.
Pada tanggal 10-14 Maret 2007 Siswa Hindu SBI Madania mengadakan program Tirtayatra ke Pura Lempuyang Luhur, Pura Goa Lawah, Pura Besakih, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Tanah Lot, dan Pura Rambut Siwi.

Gambar Siswa-siswi Madania saat Tirtayatra Ke Bandung.
Pada tanggal 7 April 2008 Siswa Hindu SBI Madania mengadakan program Tirtayatra ke 4 Pura di Bandung:
1. Pr. Wira Satya Lokanatha, Cimahi
2. Pr. Wira Satya Akasa, Sulaeman
3. Pr. Wira Satya Dharma, Ujung Berung
4. Pr. Wira Chandra Dharma, Secapa
5. Kunjungan ke Depag – Bandung.
















5 komentar:

  1. Astungkara...semangat terus mengajar bu....Swaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur suksme.... tetep semangat
      Dumogi rahayu sareng sami

      Hapus
  2. Astungkara...semangat terus mengajar bu....Swaha....

    BalasHapus
  3. Dumogi Rahayu...Rahajeng umat sedharma...

    BalasHapus